Terlalu Bermain Secara Defensif
Menginjak bulan oktober tahun dua ribu tujuh belas (2017) silam mengingat peluang bagi tim nasional aljazair untuk mengikuti pergelaran piala dunia tahun dua ribu delapan belas (2018) berikutnya yang diadakan oleh FIFA selaku federasi yang mengepalai seluruh organisasi sepakboal didunia dirusia sudah tertutup, riyad mahrez dan juga rekan senegaranya sekaligus juga rekan setimnya di leicester city yakni islam slimani langsung tidak lagi diikutsertakan oleh pelatih lucas alcaraz yang memutuskan untuk membawa pesepakbola muda dan baru guna meregenerasi kekuatan skuad. Keputusan ini memang bisa dikatakan sangat kontroversial lantaran kedua nama tersebut bisa dibilang sebagai nyawa permainan negara berjuluk rubah gurun tersebut tapi memang harus diakui juga bahwa tidak sehat jika hanya memainkan pemain yang itu - itu saja, termasuk lionel messi yang selalu diberi tugas berat dimanapun ia bermain berita bola salah satu tim semenjana.
Setelah membahas mengenai karir berita bola dunia seorang riyad mahrez dilevel klub bersama le havre, sarcalles, dan leicester city serta karirnya ditingkat internasional dengan negaranya aljazair, sekarang kita akan beralih kestatistik pemain sepakbola yang memiliki tinggi badan seratus tujuh puluh delapan sentimeter (178 cm) ini dalam mengolah si kulit bundar diatas lapangan hijau. Pertama ketika masih membela quimper diperancis sana, riyad mahrez mampu mencatatkan dua puluh tujuh (27) kali penampilan namun hanya sanggup menggelontorkan satu (1) buah gol saja. Sebagai seorang sayap, tentunya catatan seperti ini sangatlah patut untuk disayangkan lantaran sayap mendapatkan banyak sekali kesempatan untuk menggedor garis pertahanan lawan. Tapi tentu saja sekali lagi kita harus ingat bahwa usia riyad mahrez kala itu masih muda, ditambah lagi dirinya masih belum berpengalaman ini menjuarai divisi pertama.
Dari quimper, riyad mahrez kemudian direkrut oleh klub berita sepak bola indonesia yang berlaga diligue 2 perancis le havre. Bersama le havre ini, riyad mahrez mampu menggelontorkan tiga puluh empat (34) buah gol dari total penampilannya sebanyak seratus dua puluh tujuh (127) kali. Meskipun masih jauh dari yang diharapkan, tapi setidaknya dari sini kita bisa melihat perkembangan dari pemain sepakbola yang lahir di sarcelles, perancis tanggal dua puluh satu (21) bulan februari tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh satu (1991) silam tesebut dan sedikit demi sedikit dirinya sudah menjadi semakin matang terutama dalam menjalankan tugasnya sebagai sayap dan terkadang gelandang tengah juga playmaker, atau pengatur serangan. Selain itu ada juga faktor lain yang perlu diingat, yakni ligue 2 perancis yang sempat dikatakan oleh riyad mahrez terlalu bermain secara defensif serta takut mengambil resiko, mungkin ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa dirinya sulit untuk menyarangkan si kulit bundar kedalam gawang lawan kala itu.
Setelah membahas mengenai karir berita bola dunia seorang riyad mahrez dilevel klub bersama le havre, sarcalles, dan leicester city serta karirnya ditingkat internasional dengan negaranya aljazair, sekarang kita akan beralih kestatistik pemain sepakbola yang memiliki tinggi badan seratus tujuh puluh delapan sentimeter (178 cm) ini dalam mengolah si kulit bundar diatas lapangan hijau. Pertama ketika masih membela quimper diperancis sana, riyad mahrez mampu mencatatkan dua puluh tujuh (27) kali penampilan namun hanya sanggup menggelontorkan satu (1) buah gol saja. Sebagai seorang sayap, tentunya catatan seperti ini sangatlah patut untuk disayangkan lantaran sayap mendapatkan banyak sekali kesempatan untuk menggedor garis pertahanan lawan. Tapi tentu saja sekali lagi kita harus ingat bahwa usia riyad mahrez kala itu masih muda, ditambah lagi dirinya masih belum berpengalaman ini menjuarai divisi pertama.
Dari quimper, riyad mahrez kemudian direkrut oleh klub berita sepak bola indonesia yang berlaga diligue 2 perancis le havre. Bersama le havre ini, riyad mahrez mampu menggelontorkan tiga puluh empat (34) buah gol dari total penampilannya sebanyak seratus dua puluh tujuh (127) kali. Meskipun masih jauh dari yang diharapkan, tapi setidaknya dari sini kita bisa melihat perkembangan dari pemain sepakbola yang lahir di sarcelles, perancis tanggal dua puluh satu (21) bulan februari tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh satu (1991) silam tesebut dan sedikit demi sedikit dirinya sudah menjadi semakin matang terutama dalam menjalankan tugasnya sebagai sayap dan terkadang gelandang tengah juga playmaker, atau pengatur serangan. Selain itu ada juga faktor lain yang perlu diingat, yakni ligue 2 perancis yang sempat dikatakan oleh riyad mahrez terlalu bermain secara defensif serta takut mengambil resiko, mungkin ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa dirinya sulit untuk menyarangkan si kulit bundar kedalam gawang lawan kala itu.
Komentar
Posting Komentar